hidup sekali hiduplah yang berarti,event the best can be improved, the best never last

Senin, 10 Mei 2010

ikhtiologi perikanan

I.  PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang                        
        Ikhtiologi berasal dari bahasa Yunani Ichtiyes yang berari ikan dan Logos yang berarti ilmu. Secara singkat dapat diartikan bahwa Ikhtiologi merupakan suatu ilmu khusus yang mempelajari ikan dari segala aspek kehidupannya, termasuk di dalamnya bentuk luar atau morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi, serta identifikasinya baik yang hidup di air laut, air tawar, maupun hidup di air payau (Djuanda, 1981).
       Ikan dapat didefenisikan sebagai binatang vertebrata yang berdarah dingin atau poikoloterm yang hidup dalam lingkungan air. Bentuk tubuh ikan akan beradaptasi dengan cara, tingkah laku dan kebiasaan hidup dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh, macam-macam alat tubuh, sedangkan cara bergerak maupun tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat lainnya. Ikan akan menyesuaikan diri dengan faktor fisika, kimia, dan biologis dari habitat yang bersangkutan, misalnya kedalaman air, suhu air, arus, pH, salinitas, dan makhluk-makhluk lainnya. Penyesuaian bentuk tubuh, cara bergerak, tingkah laku maupun kebiasaan makan hidup sesuai dengan habitatnya, bertujuan untuk menyesuaikan diri dalam mencari makan, atau untuk keselamatan hidupnya (Djuanda, 1981).
Jenis ikan dapat dibagi dalam dua bagian besar yaitu ikan bertulang rawan atau Elasmobranchi dan ikan bertulang keras atau Teleostei. Ikan-ikan kedua jenis tersebut bernafas dengan insang.
Pada jenis ikan Elasmobranchi insangnya terbuka sedangkan ikan jenis Teleostei insangnya tertutup yang disebut operculum. Adapun jenis ikan yang bernafas dengan paru-paru disebut dipno (Mahardono, et al, 1979).
Menurut Lagler, et al. (1977), sejak abad XIII Ikhtiologi telah berkembang meliputi beberapa cabang ilmu, antara lain :
a.    Klasifikasi, yaitu melanjutkan upaya mencatat semua jenis ikan yang masih hidup maupun yang sudah berupa fosil, memasukannya ke dalam taksa dan menentukan nama ilmiahnya.
b.    Anatomi, mempelajari struktur ikan secara makroskopik, embriologi, serta perbandingan suatu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya, termasuk fosil yangmasih ada.
c.    Evolusi dan genetik, mempelajari asal mula ikan, perkembangan ikan modern dan ikan sebelumnya dan mekanisme perubahan ciri-ciri mereka.
d.   Natural history dan ekologi, mempelajari cara hidup dan habitat serta interaksi antara ikan yang satu dengan yang lain dalam lingkungannya.
e.    Fisiologi dan biokimia, mempelajari fungsi dan sistem organ, metabolisme, integrasi sistem pada tubuhnya, non bilateral simetris, misalnya ikan ilat-ilat (Cyonoglossus monopus).
Untuk mempelajari Ikhtiologi tidak bisa hanya dengan mempelajari teori saja tetapi harus dilakukan praktikum Ikhtiologi sebagai pendukung dari kegiatan belajar atau perkuliahan. Hal ini dikarenakan pada Ikhtiologi yang dipelajari adalah makhluk hidup atau organisme sehingga perlu pembuktian dari teori-teori yang sudah ada.
Praktikum Ikhtiologi perlu dilakukan, agar mahasiswa dapat lebih mengerti, memahami dan mengembangkan lebih jauh dasar teori di dalam bangku perkuliahan sebagai penunjang kegiatan akademis.
Dengan adanya praktikum Ikhtiologi juga dapat diketahui sistem organ dalam ikan secara sectio anatomis. Ilmu yang sudah diperoleh dari praktikum Ikhtiologi ini dapat digunakan untuk disiplin ilmu tentang perikanan selanjutnya dan untuk perkembangan dunia perikanan.

1.2.  Tujuan
       Adapun tujuan dari praktikum Ikhtiologi ini adalah :
1.    Mempelajari dan mengetahui struktur morfologi (bentuk luar) tubuh ikan dari berbagai jenis habitat (tawar, payau dan laut), baik dari ikan Osteichthyes (Teleostei) maupun ikan Chondrichthyes (Elasmobranchia).
2.    Mempelajari dan mengetahui beberapa sistem organ tubuh pada beberapa jenis ikan secara seksio anatomis, antara lain :
a.         Sistem Digestoria, dan Glandula Digestoria;
b.        Sistem Muscularia;
c.         Sistem Skeleton;
d.        Sistem Circulatoris;
e.         Sistem Urogenitalia;
f.         Sistem Respiratoria;
g.        Sistem Nervorum Centrale;
h.        Sistem Organon Visus.
3.    Membuat dan mengetahui suatu deskripsi tentang ciri-ciri luar yang nampak serta pengukurannya antar bagian tubuh ikan serta membandingkannya sebagai kunci identifikasi, antara lain :
a.         Rumus sirip;
b.        Rumus sisik;
c.         Rumus ekor;
d.        Bentuk mulut;
e.         Perbandingan antar bagian tubuh ikan, seperti fork length, standart length, total length, lebar mata, panjang kepala, panjang dimuka sirip punggung, tinggi , tinggi badan, panjang sirip dada, sirip perut, serta ekor dan tinggi batang ekor;
f.         Bentuk dan jumlah filamen pada insang;
g.        Tanda-tanda khusus, seperti finlet, adiphose fin, scute, spines dan sebagainya.
4.    Mengidentifikasi jenis ikan ditunjang dengan buku-buku identifikasi yang dianjurkan, yaitu :
a.         FAO Species Identification Sheet for Fisheries Purpose. Vol. 1-4;
b.        Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Penerbit Bina Tjipta.
5.    Membuat klasifikasi ikan sesuai dengan aturan yang telah ada dari buku identifikasi diatas.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar