hidup sekali hiduplah yang berarti,event the best can be improved, the best never last

Senin, 10 Mei 2010

FAKTOR KONDISI

Salah satu derivat penting dari pertumbuhan ialah faktor kondisi atau index preponderance dan sering disebut pula sebagai faktor K. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Kondisi ini mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan. Jadi kondisi disini mempunyai arti dapat memberi keterangan baik secara biologis atau secara komersial .
Pertumbuhan seekor ikan dapat diukur dari tambahan panjang badan dan kenaikan bobotnya, maka untuk mengetahui normal tidaknya pertumbuhan ikan pemeliharaan, sebaiknya kita mengukur panjang dan menimbang bobot badan ikan itu, setiap kali sebelum menebar, dan setiap kali memungut hasil yang diukur ialah panjang standard, yaitu panjang antara ujung moncong dan pangkal sirip ekor tanpa mengikutsertakan sirip ekor. Bila ikan tumbuh normal atau baik, bobotnya akan bertambah sesuai dengan pertambahan panjangnya. Makin panjang ikan itu, makin beratlah badannya seharusnya.
faktor kondisi atau indeks ponderal dapat disebut pula sebagai faktor K, merupakan salah satu derivat penting dari pertumbuhan. Faktor kondisi ini berguna untuk menunjukkan keadaan baik dari ikan. Keadaan ikan tersebut dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Penggunaan faktor kondisi bila dipandang dari segi komersial maka mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan sehingga faktor kondisi di sini mempunyai arti dapat memberikan keterangan baik secara biologis maupun komersial.
Selama dalam pertumbuhan, tiap pertambahan berat material ikan akan bertambah panjang dimana perbandingan liniernya akan tetap. Dalam hal ini dianggap bahwa berat ikan yang ideal sama dengan pangkat tiga dari panjangnya dan berlaku untuk ikan kecil atau besar. Bila terdapat berat tanpa diikuti oleh perubahan panjang atau sebaliknya, akan menyebabkan perubahan nilai perbandingan.
faktor kondisi bergantung pada sistem ukuran yang dipakai maka faktor kondisi ini ada tiga macam:
1.                  Sistem metrik, dengan rumus:
K= 100 W (gram) / L3(mm)      atau       K=10.000 W (gram) / L3(mm)
2.                  Sistem Inggris, dengan rumus:
C= 10.000 W (pounds) / L3 (inches)
3.                  Sistem Campuran, dengan rumus:
R= 100 W  (gram) / L3 (inches)
Tujuan dari perkalian angka tertentu dengan W/L3 agar dapat dicapai angka yang mendekati nilai satu (unity). Sistem metrik banyak digunakan di negara-negara yang telah menggunakan sistem metrik terlebih dahulu. Sedangkan sistem Inggris banyak dipakai di Inggris dengan negara Common wealth, dan sistem campuran banyak digunakan di Amerika Serikat. Namun sekarang hampir semua negara sudah menggunakan sistem metrik .
Seperti telah dikemukakan didalam hubungan panjang berat bahwa panjang ikan tidak selamanya mengikuti hukum kubik atau panjangnya selalu berpangkat tiga, dimana hubungan tadi ialah W = cLn. Apabila menghitung kondisi berdasarkan hubungan panjang berat dengan menggunakan rumus tadi, maka kita akan mendapatkan faktor kondisi yang dinamakan faktor kondisi relatif  (Kn), dengan perumusan Kn = W / aLn, yaitu yang berdasarkan pengamatan dibagi dengan berat yang berdasarkan kepada dugaan berat dari panjangnya, yaitu berdasarkan kelompok umur, kelompok panjang atau sebagian  dari populasi. Menurut Carlender ,faktor kondisi relatif tidak cocok untuk membandingkan diantara populasi.
Deviasi Kn dari 12 menerangkan semua variasi berat  yang tidak berhubungan dengan berat yang menghasilkan faktor kondisi K kecuali kalau “n” sama dengan 3 hal ini jarang sekali terjadi. Kn yang didapatkan oleh Patulu (1963) berfluktuasi dengan ukuran ikan. Ikan yang berukuran kecil mempunyai kondisi relatif tinggi, kemudian menurun ketika  ikan bertambah besar. Hal ini berhubungan dengan perubahan makanan ikan tersebut yang berasal dari ikan  pemakan plankton berubah menjadi ikan pemakan ikan atau carnivore. Hal ini dapat terjadi pula apabila ada perubahan kebiasaan dari perairan estuarine ke perairan laut. Peninggian nilai Kn terdapat pula pada waktu ikan mengisi gonadnya dengan cell sex dan akan mencapai puncaknya sebelum terjadi pemijahan. Fluktuasi nilai Kn juga dapat dilihat secara bulanan dalam tempo satu tahun atau lebih.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E dan Liviawati. 1998. Beberapa Metode budidaya ikan. Kanisius, Jakarta.
Djuanda,T. 1981. Dunia Ikan. Armaco, Bandung.
Efendie, Ichsan. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan pustaka Nusatama, Bogor




Tidak ada komentar:

Posting Komentar